Pengertian Akad Secara etimologi, akad berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah persetujuan, perikatan, perjanjian, dan pemufakatan (al-ittifaq). Akad juga dapat, (karena pelaku akad saling berjanji untuk mematuhi dan melaksanakan apa-apa yang telah dibuat dan disepakati bersama. Adapun secara terminologi, akad didefinisikan sebagai ikatan ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) yang dibenarkan oleh syara’, menetapkan kerelaan antara dua pihak yang melakukan akad dan berdampak pada objek akad. Yang dimaksud sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada obyek perikatan adalah bahwa seluruh perikatan yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan syariat (al-Qur’an dan Hadis).
Menurut Abdulahanaa yang mengutip pendapat Mustafa Ahmad az-Zarqa, suatu akad merupakan tindakan hukum (ikatan secara hukum) yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan mengikatkan diri. Dengan demikian, pihak yang menyalahi atau tidak mematuhi apa yang telah diakadkan maka dengan sendirinya berkewajiban menanggung sanksi. Bentuk sanksi yang wajib ditanggung ada tiga kemungkinan: pertama, sesuai dengan isi perjanjian, jika pada waktu melakukan akad ditentukan jenis sanksi yang diancamkan. Kedua, jika jenis sanksi tidak disebutkan dalam akad, maka bentuk sanksinya kembali kepada ketentuan-ketentuan dasar yang berlaku umum sebagaimana dalam dalil nash atau hukum adat/ kebiasaan. Ketiga, jika tidak ada dalil atau ketentuan dasar/ umum yang mengaturnya, maka merujuk pada putusan hakim atau pihak pemegang otoritas dalam penyelesaian perkara/ sengketa.
Berdasarkan ada tidaknya unsur lain di dalamnya.
Akad munjiz, yaitu akad yang dilaksanakan langsung pada waktu selesainya akad. Pernyataan akad yang diikuti dengan pelaksanaan akad adalah pernyataan yang disertai dengan syarat-syarat dan tidak pula ditentukan waktu pelaksanaan akad.
Akad mu’alaq, adalah akad yang di dalam pelaksanaannya terdapat syaratsyarat yang telah ditentukan dalam akad, misalnya penentuan penyerahan barang-barang yang diakadkan setelah adanya pembayaran. Akad mu’alaq ialah akad yang di dalam pelaksanaannya terdapat syarat-syarat mengenai penangguhan pelaksanaan akad, pernyataan yang pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu yang ditentukan. Perkataan ini sah dilakukan pada waktu akad, tetapi belum mempunyai akibat hukum sebelum tiba waktu yang ditentukan.
Dilihat dari segi telah ditetapkan nama atau tidaknya oleh syariat.
Akad musamma, adalah akad yang telah ditetapkan namanya oleh syariat dan diberi hukum sebagai akad yang boleh dilakukan, seperti jual beli, hibah, ijarah, syirkah, dan lain-lain.
Akad gairu musamma, adalah akad yang belum diberi nama dan tidak diatur secara khusus dalam kitab-kitab fiqih dibawah satu nama tertentu. Dengan kata lain, akad gairu musamma’ (tak ternama) ialah akad yang tidak dibuat oleh pembuat hukum namanya yang khusus serta ada pengaturan tersendiri mengenainya. Terhadapnya berlaku ketentuanketentuan umum akad. Akad jenis ini dibuat dan ditentukan oleh para pihak sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebebasan dalam membuat akad tertentu ini termasuk ke dalam apa yang disebut dengan kebebasan berakad. Akad tidak ternama ini timbul selaras dengan kepentingan dan akibat kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Contoh akad tak ternama adalah perjanjian penerbitan, periklanan dan sebagainya.
Dilihat dari segi disyariatkan atau tidaknya
Akad musyara’ah, akad yang dibenarkan oleh syara’ seperti jual beli, hibah, gadai, dan lain-lain.
Akad mamnu’ah, adalah akad yang dilarang oleh syara’ seperti menjual anak binatang yang masih dalam kandungan.
Dilihat dari segi sah atau tidaknya akad
Akad shahih, adalah akad yang cukup syarat-syaratnya.
Akad asihsh, adalah akad yang cacat misalnya menjual sesuatu dengan harga yag ditentukan tapi pembayarannya ditangguhkan.
Dilihat dari niat (motif) pelakunya
Akad mu’awadah, adalah dimana terdapat prestasi yang timbal balik sehingga masing-masing pihak menerima sesuatu sebagai imbalan prestasi yang diberikannya. Akad ini motifnya adalah untuk bisnis atau mendapatkan imbalan dari harta atau jasa yang diberikan. Misalnya jual beli, sewa menyewa, dan sebagainya.
Akad tabarru’(kebajikan), yakni akad dalam transaksi perjanjian antara dua orang atau lebih dan tidak profit oriented (tujuan keuntungan). Akad Tabarru’ berguna untuk tujuan adanya rasa saling menolong antar sesama dengan tanpa mengharap adanya balasan (imbalan keuntungan) kecuali pahala dan ridho Alloh, sehingga masing-masing pihak tidak dapat mengambil keuntungan dari bentuk trnsaksi tersebut. Yang tergolong dalam transaksi syariah ini antara lain:
Qardh
Akad Qardh adalah akad pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu.
Rahn
Akad rahn adalah akad pinjaman yang diberikan dengan mensyaratkan suatu jaminan dalam bentuk atau jumlah tertentu. Rahn atau yang disebut gadai ialah menjadikan harta sebagai jaminan utang.
Hiwalah
Akad Hiwalah adalah akad pinjaman uang dimana tujuannya adalah untuk mengambil alih piutang dari pihak lain. Hiwalah ini berarti memindahkan utang kepada orang lain. Hukum hiwalah adalah mubah sepanjang tidak merugikan semua pihak.
Wakalah
Akad Wakalah adalah akad untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain atau mewakili seseorang. Wakalah hukumnya mubah bagi yang mewakilkan dan sanggup bagi yang sanggup menjalankannya karena sifatnya menolong.
Wadi’ah
Akad wadiah adalah akad seseorang kepada pihak lain dengan menitipkan suatu barang untuk dijaga secara layak (menurut kebiasaan). Hukum wadiah adalah mubah bagi penerima dan sunah bagi yang sanggup karena sifatnya menolong.
Kafalah
Akad kafalah adalah sebuah perjanjian pemberian jaminan, baik berupa jaminan diri atau harta (maal), yang diberikan oleh pihak penanggung (kafil) kepada pihak ketiga (makhful lahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (makhful anhu ashill)/ pihak yang ditanggung.
Wakaf
Wakaf merupakan perbuatan hukum seorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagaian dari harta benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Wakaf merupakan salah satu diantara macam pemberian, akan tetapi hanya boleh diambil manfaatnya, dan bendanya harus tetap utuh.
Sedekah
Sedekah adalah pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti pemberian tersebut.
Hibah
Secara bahasa hibah adalah pemberian (Athiyah), sedangkan menurut istilah hibah yaitu akad yang menjadikan kepemilikan tanpa adanya pengganti ketika masih hidup dan dilakukan secara sukarela. Didalam syara’ sendiri menyebutkan hibah mempunyai arti akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu dia hidup, tanpa adanya imbalan.
0 Komentar