Kajian Filsafat Hukum Ketidakadilan Menurut Para Ahli


 KETIDAKADILAN ADALAH RACUN YANG LEBIH MEMATIKAN DARIPADA HEMLOCK

Apa maksudnya? Yukkkk simak penjelasannya
" Kekuasaan dan Ketidakadilan"
Kajian Filsafat Hukum Ketidakadilan Menurut Para Ahli. Di Athena, Socrates terkenal dgn cara mengajarnya yang unik, selalu menantang org untuk berpikir lebih dalam melalui pertanyaan-pertanyaan kritis. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Plato yg mencari jawaban tentang dunia dan dirinya sendiri. Plato, terpesona oleh kebijaksanaan Socrates,dan menjadi murid setianya.

Athena saat itu dikuasai oleh elit politik yg sering menyalahgunakan kekuasaan mereka. Socrates, yang selalu mengkritik ketidakadilan dan kebodohan yang ia temui, akhirnya menjadi musuh publik. Penguasa Athena merasa terancam oleh pengaruh Socrates yg terus mendorong warga untuk berpikir kritis dan mempertanyakan otoritas.

Socrates dituduh merusak pikiran pemuda dan tidak mempercayai dewa-dewa kota. Meskipun tidak bersalah, ia diadili dan dijatuhi hukuman mati. Sebelum menenggak racun hemlock, Socrates berkata kepada murid-muridnya, termasuk Plato, "Ketidakadilan adalah racun yang lebih mematikan daripada hemlock. Kekuasaan yang disalahgunakan akan selalu membawa kehancuran."

Kematian Socrates meninggalkan bekas yg mendalam pada Plato. Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana ketidakadilan dlm kekuasaan bisa menghancurkan seseorang yang berdedikasi untuk kebenaran dan kebijaksanaan. Plato bertekad utk mencari cara untuk mencegah ketidakadilan serupa terjadi lagi.

Plato menghabiskan beberapa tahun berkelana, mempelajari berbagai sistem pemerintahan dan mencari pemahaman yg lebih dalam tentang keadilan. Ketika kembali ke Athena, ia mendirikan Akademi, sebuah tempat di mana ia bisa mengajarkan filsafat dan memperjuangkan keadilan.

Di Akademi, Plato menulis "Republik," di mana ia menggambarkan visinya ttg negara yg ideal, di mana kekuasaan dipegang oleh "raja-filsuf" – pemimpin yg memiliki kebijaksanaan dan moralitas untuk memerintah dengan adil. "Negara yang adil adalah negara di mana kekuasaan digunakan untuk kebaikan bersama, bukan untuk keuntungan pribadi," kata Plato kepada murid-muridnya.
baca juga :
Suatu hari, seorang murid bertanya kepada Plato, "Guru, bagaimana kita bisa mencegah ketidakadilan dlm kekuasaan?" Plato menjawab, "Kita harus memastikan bahwa mereka yang memegang kekuasaan dididik dgn baik dalam kebijaksanaan dan moralitas. Hanya mereka yg memahami keadilan sejati yang dapat memimpin tanpa menyalahgunakan kekuasaan mereka. Ketidakadilan terjadi ketika kekuasaan digunakan untuk kepentingan pribadi daripada kebaikan bersama."

Plato juga mengajarkan bahwa ketidakadilan dlm kekuasaan merusak tatanan sosial dan menciptakan ketidakpuasan di antara rakyat. Ketidakadilan dapat menyebabkan keruntuhan moral dan politik, seperti yg dilihatnya dalam kasus Socrates. "Kita telah melihat dampak dari ketidakadilan dalam kematian Socrates," lanjut Plato. "Ketidakadilan merusak individu dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari dan memelihara keadilan dalam segala aspek kehidupan kita."
Jadi Filosofi dari Kisah Socrates dan Plato ini mengajarkan kita bahwa kekuasaan yg tidak diimbangi dengan keadilan membawa dampak yg merusak bagi seseorang dan masyarakat. Ketidakadilan dalam penggunaan kekuasaan tidak hanya menghancurkan nyawa tetapi juga menggerogoti fondasi moral dan sosial suatu negara.

Melalui pengalaman pahit mereka, kita diingatkan bahwa keadilan harus menjadi dasar dari semua tindakan dan keputusan, terutama bagi mereka yg memegang kekuasaan. Kekuasaan yg digunakan dengan bijaksana dan adil dapat membawa kedamaian dan kesejahteraan, sedangkan kekuasaan yang disalahgunakan hanya akan membawa kehancuran.

0 Komentar